Sunday, October 22, 2017

Revolusi Akhlak

Sakhrah|Negeri ini rusak bukanlah karena tidak adanya orang pandai. Orang-orang yang pandai di berbagai latar belakang keilmuan sangat banyak. Pertanyaannya, kenapa negeri ini rusak, dan bahkan terus terpuruk dari waktu ke waktu?
Dimanakah peran kaum intelektual untuk membendung realitas terjadinya kerusakan dalam berbagai tekanan kehidupan bangsa Indonesia dan juga Aceh dewasa ini ?Sesungguhnya problem bangsa ini bukanlah pada faktor kecerdasan – intelektual.
Persoalan kita adalah kerusakan akhlak yang hari ini menjadi kekuatan yang dominan yang berbahaya dimana ia mengalahkan akhlak yang mulia. Tidaklah cukup bagi bangsa ini meraih kemajuan sekedar berbekal kecerdasan, kepakaran dan ilmu pengetahuan dan teknologi – jika tanpa akhlak yang terpuji.
Bagaimana kita memahami jika seorang yang paham ekonomi namun justru menciptakan sistem ekonomi ribawi yang menjerat leher masyarakat bawah? Inilah problem akhlak tercela. Di balik itu, dekadensi moral seperti gaya hidup KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) saat ini telah membuat kerusakan di berbagai sendi pembangunan negara. Bahkan di level Aceh, hari ini kita mengalami kecemasan yang sangat besar ketika kita memperhatikan generasi muda kita yang tidak sedikit terjebak dalam dunia hitam Narkoba. 
Apa jadinya negeri ini jika kita mewarisakan generasi yang lemah dan rusak?
Dalam kondisi yang memprihatinkan ini, tepatlah ketika Rasulullah Saw di masa hidupnya mempertegas fungsi kerasulan beliau, “Sesungguhnya aku diutus oleh Allah Swt adalah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak manusia”
Misi inilah yang disebut sebagai Rahmatan lil ‘alamin. Apakah kecil tugas pembinaan akhlak?  Tentu saja tidak. Sebab, realitasnya kerusakan akhlak menyebabkan kerusakan di berbagai sendi kehidupan. 

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts

Label

 
close