S4khra|Berdasarkan catatan
sejarah, Lambang Garuda Pancasila yang digunakan sebagai lambang negara
kesatuan Republik Indonesia ternyata didesain oleh Sultan Hamid II dari
Pontianak. Desain tersebut
kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno, yakni dengan menyesuaikan
tanggal kemerdekaan Indonesia dengan hitungan jumlah sayap dan bulu pada gambar
garuda.
Misalnya, tanggal 17, disesuaikan dengan jumlah
bulu sayap. Sedangkan bulan 8 (Agustus) disesuaikan dengan jumlah bulu ekornya,
dan tahun 45 (1945), disesuaikan dengan jumlah bulu ditubuh, leher dan paha
garuda.
Bentuk (postur) garudanya
sangat mirip dengan lambang Kerajaan Samudera Pasai,yang terungkai KALIMAT
TAUHID dan RUKUN ISLAM, sehingga berbentuk seni kaligrafi.
Saat kita perhatikan sesama, maka akan terlihat
bahwa kepala burung garuda berasal dari rangkaian kalimat biasa.
Sedangkan sayap dan kakinya merupakan rangkaian kalimat dari syahadat.Pada
bagian badan burungnya (tameng) itu merupakan rukun Islam (syahadat, shalat,
puasa, zakat, dan janji).
Jika kita membaca sebuah sejarah sebelum
lambang Garuda Pancasila,sudah ada lambang Kerajaan Samudera Pasai yang terlebih dahulu digunakan sebagai lambang
Kerajaan Samudera Pasai.
Seperti diketahui, Kerajaan Samudera Pasai
adalah sebuah kerajaan Islam pertama di Indonesia yang didirikan oleh Sultan
Malikussaleh (Meurah Silu) pada abad ke-13 atau pada tahun 1267.
Samudera Pasai pada saat itu dikenal sebagai
pusat studi Islam di kawasan Asia Tenggara. Hal ini dikemukakan oleh seorang
petualang bernama Ibnu Battutah dalam bukunya Tuhfat al-Nazha. Kerajaan Islam
Samudera Pasai ini dirancang oleh seorang Sultan Samudera Pasai, yaitu Sultan
Zainal Abidin. Lambang burung tersebut memiliki makna Syiar Islam yang sangat
kuat.
R Indra S Attahashi,
pewaris tahta kerajaan Pasak, menjelaskan bahwa lambang negara Samudera Pasai
berisi kalimat Tauhid dan Rukun Islam. Rinciannya, kepala burung itu bermakna
Basmallah, sayap dan kakinya merupakan ucapan dua kalimat Syahadat. Sedangkan
badan burung itu merupakan Rukun Islam.
Indra juga penjelaskan, lambang itu
disalin ulang oleh Teuku Raja Muluk Attahashi bin Teuku Cik Ismail Siddik
Attahashi yang merupakan Sultan Muda Aceh yang diangkat pasca peristiwa Perang
Cumbok pada 1945. Pada saat itu, di Aceh Tamiang ada kerajaan sendiri bernama
Kerajaan Sungai Iyu.
Indra menjelaskan, lambang Kerajaan Samudera
Pasai itu sudah ada dalam silsilah keluarganya lebih dari 100 tahun lalu. Dari
kakek atau nenek, lambang itu diwariskan dari generasi ke generasi yang selalu
dikisahkan bahwa itu lambang Kerajaan Samudera Pasai.
Lambang itu dilukis oleh Teuku Raja Muluk
Attahashi, keturunan dari panglima Turki Utsmani yang datang ke Aceh ketika
Sultan Iskandar Muda menghadapi Portugis, pimpinan dari Panglima Tujuh Syarif
Attahashi.
Lambang Garuda Pancasila ini memang terinspirasi
dari lambang kerajaan Samudera Pasai. Menurut sejarawan LIPI, Aswi Warman Adam, klaim
itu menunjukkan kecintaan bangsa Indonesia terhadap kerajaan Islam pertama di
Tanah Air.
Sumber :www.netralitas.com


0 komentar:
Post a Comment